Marxis
Teori HI ini muncul karena bentuk protes terhadap kaum kapitalis, bagaimana teori ini memiliki ambisi untuk menghancur sistem kapitalis, marxis memiliki kontribusi yang besar terhadap hubungan internasional. Yang mendasi ide ini adalah bagaimana perjuangan kelas dan tidak hanya memahami tentang pentingnya hak buruh, dan pandangan ini juga memerlukan sebuah partai untuk mengakomodasi pandangan ini contohnya seperti partai buruh. Dalam hal ini diharapkannya suara-suara buruh dapat tercover atau teratasi dengan tepat, pasca perang dunia kedua marxis lebih melihat dunia ini secara strukturalis. Dan hubungan ini cenderung berkonflik atau mengalami ketegangan yang disebabkan adanya kelas-kelas negara yang terbentuk, seperti contoh kelas negara kuat dan negara lemah. Sebuah negara hanya akan memenuhi kepentingan nasional nya masing-masing, yang tentunya memberikan dampak yang negatif terhadap negara-negara yang terbelakang dengan hadirnya sistem kelas yang dibuat oleh kapitalisme.
Dan hal ini dibagi menjadi struktur tiga tingkat dalam membagi kelas-kelas negara:
Negara-negara inti( negara maju ): menggabungkan tingkat pendidikan yang tinggi, serta pendapatan yang tentunya lebih besar juga, dan adanya teknologi-teknologi yang lebih canggih. Proses inti ini menghasilkan lebih banyak kekayaan dalam ekonomi dunia.
Negara berkembang( semi pinggiran ): tempat-tempat yang didalamnya terjadi proses pinggiran, tempat-tempat dimana terjadinya eksploitasi oleh negara-negara inti tetapi pada gilirannya negara berkembang ini juga akan mengeskploitasi negara pnggiran yang terbelakang.
Negara pinggiran yang terbelakang: mencakup tingkat pendidikan yang rendah, gaji yang lebih rendah dan tentunya kehadiran tekonolgi yang sedikit serta proses periferal yang mana menghasilkan lebih sedikit kekayaan dalam ekonomi dunia.
Dimana negara kaya itu adalah hasil dari menindas negara-negara miskin dengan mengambil sumber daya alamnya secara mentah dan melakukannya secara terus-menerus, lalu dibawa ke negara mereka (core). Dalam teori ini memberikan solusi atau alternatif tentunya dimana harus ada kebijakan yang dapat membatasi kegiatan ekspor sumber daya alam secara mentah, sesama negara pinggiran yang bersatu , dan haruslah dilawan agar negara-negara maju tidak berbuat semena-mena dan melakukan adanya tindak penindasan terhadap suatu negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H