Lihat ke Halaman Asli

Sabtu dan Minggu Perpustakaan Proklamator Bung Hatta Tetap Buka

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Sangat jarang perpustakaan pemerintah yang tetap membuka jam pelayanan pada hari Sabtu dan Minggu. Untunglah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Proklamator Bung Hatta masih melayani pengunjung pada kedua hari tersebut.

“Sudah menjadi komitmen kita untuk tetap buka dan melayani pemustaka pada hari Sabtu dan Minggu,” kata Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Drs. Yoyo Yahyono, SIP, M.Si saat memberi keterangan di kantornya, Jl. Kusuma Bhakti, Gulai Bancah, Bukittinggi, Jumat (15/05).

Drs. Yoyo Yahyono, SIP, M.Si menyatakan pihaknya menyadari bahwa banyak pengunjung yang hanya memiliki waktu luang pada hari Sabtu dan Minggu saja.

“Banyak pegawai dan orang yang bekerja tidak bisa datang ke perpustakaan pada hari biasa. Karena itulah kita tetap buka Sabtu dan Minggu. Kita tentu tidak ingin mengecewakan mereka yang jauh-jauh datang dari rumah masing-masing. Pengecualian untuk hari libur nasional yang jatuh pada hari Sabtu atau Minggu, kita sudah pasti tutup,” kata dia lagi.

Tambahan lagi, para pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan Proklamator Bung Hatta tidak hanya dari Bukittinggi, namun juga dari daerah lain seperti Padang, Solok, hingga Pariaman. Bahkan ada yang berasal dari luar Sumatera Barat. Berbeda dibanding hari biasa, khusus Sabtu dan Minggu jam pelayanan ditutup satu jam lebih awal yakni pukul 15.00 WIB.

Sebagai kota wisata, pada akhir pekan banyak pelancong yang menghabiskan hari liburnya di Bukittinggi. “Oleh karena itu, kita harus terus mengembangkan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat membaca, tapi juga sebagai destinasi wisata pendidikan.”

Saat ini Perpustakaan Proklamator Bung Hatta terus memperbaiki mutu layanan, baik dari petugas hingga sarana dan prasarana pendukung lain. Jumlah koleksi, misalnya, kini terus bertambah. Untuk tahun 2015, perpustakaan khusus tersebut memiliki koleksi buku sebanyak39.781 judul, dengan jumlah eksemplar 88.497. Sedangkan koleksi non buku mencapai 773 judul, dengan jumlah eksemplar 15.626.

Koleksi khusus Bung Hatta berjumlah 129 judul, dan 680 eksemplar. Koleksi referensi 4.438 judul dan 7.002 eksemplar. Untuk koleksi perpustakaan mobil keliling berjumlah 540 judul, dengan 1.080 eksemplar. Di koleksi anak dan remaja memiliki koleksi buku 2.254 judul, dengan 5.592 judul, dan sekarang pun sedang diupayakan untuk meningkatkan koleksi tentang tokoh-tokoh Sumatera Barat dan budaya Minang.

Di samping koleksi buku, di UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta juga memamerkan koleksi batu-batuan yang berusia jutaan tahun. Salah satu fosil yang menarik perhatian adalah fosil Ammonite Sp dari batuan berumur kapur (140 juta tahun lalu) dari Timor Nusa Tenggara Barat. Selain itu, fosil tulang kaki berasal dari kerbau atau sapi purba berasal dari formasi Pucangan, Plestosen awal, Sangiran, Jawa Tengah. Umur fosil diperkirakan antara 1,5 juta tahun.

Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta menambahkan bahwa pihaknya juga mempercantik desain ruang layanan anak dengan sejumlah asesoris. Konsep ruang layanan anak dirancang untuk membuat anak-anak betah membaca dan sekaligus dapat bermain-main, untuk meningkatkan daya kreatifitas dan imajiner mereka.

“Anak-anak dapat belajar sambil bermain dengan permainan edukatif seperti permainan balok, sempoa, puzzle, dan geometri, permainan maze, menara kunci, hammer, dan mimik wajah. Mimik wajah terbuat dari bahan planel, anak-anak bisa membuat wajah sesukanya,” pungkasnya. (zam)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline