Siapa sih yang tak kenal dengan bahan makanan yang satu ini ?. Bahan makan ini terkenal dengan baunya yang khas, bahkan setelah dimasak pun baunya masih saja tercium. Selain itu teksturnya pun juga terkenal unik. Apa lagi jika bukan jengkol.
Sepertinya hampir semua orang mengenal jengkol, terutama orang Indonesia. Iya, nggak ?. Walaupun memiliki bau dan tekstur yang terbilang unik, jengkol sudah menjadi santapan favorit bagi sebagian masyarakat Indonesia.
Namun, tak sedikit pula yang tidak menyukai jengkol. Hal ini tentunya karena bau khas jengkol yang dirasa terlalu menyengat bahkan dapat bertahan cukup lama pada mulut orang yang menyantapnya.
Siapa sangka jengkol yang memiliki bau tidak sedap itu ternyata menyimpan kandungan protein yang melebihi kandungan protein pada kacang hijau. Padahal kalian sudah tahu kan fungsi protein bagi tubuh kita ?.
Yups, protein dibutuhkan untuk mengatur metabolisme pada tubuh. Selain itu protein juga dapat mengikat sel darah merah dan mengangkut oksigen dalam darah. Oleh karena itu , jengkol bisa kita jadikan alternatif sumber protein selain tahu, tempe, dan susu.
Mengonsumsi jengkol juga dapat mencegah penyakit maag, loh. Jengkol juga bermanfaat untuk menangkal radikal bebas karena memiliki kandungan zat besi yang akan meningkatkan sel darah merah dalam tubuh.
Jengkol sendiri biasanya sering diolah menjadi semur. Sebagian orang juga mengolahnya menjadi gulai, rendang atau bahkan dijadikan sambal. Sekalinya kita jadi penggemar jengkol dijamin nagih deh.
Tapi tenyata mengolah jengkol menjadi sebuah makanan itu susah-susah gampang loh. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar bau dan rasa jengkol yang khas tidak tertinggal.
Langsung aja yuk simak caranya berikut ini ya !.
1. Memilih Jengkol yang Benar
Sebelum kamu menentukan jengkol mana yang akan kamu beli, kamu harus tentukan terlebih dahulu tujuan kamu membeli jengkol. Untuk dijadikan masakan atau sekedar jadi lalapan saja.