Lihat ke Halaman Asli

Zalfa Farid

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030066)

Puro Pakualaman: Keraton "Kecil" Yogyakarta

Diperbarui: 23 April 2021   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pibadi

Saat mendengar nama Yogyakarta, apa yang seketika terlintas dipikiran kamu?.

"Kota pelajar?"

"Kota kenangan?"

"Kota gudeg?"

"Kota wisata?"

"Atau, kota budaya?"

Yups, semuanya. Semua itu menjadi julukan lain bagi kota Yogyakarta. Kota yang menyimpan sejuta kenangan bagi para pelancong. Kota yang dengan mudah menyihir siapa saja yang mampir untuk tetap tinggal. Kota yang tercipta saat Tuhan sedang jatuh cinta. Begitulah kiranya para warganet menggambarkan kota Yogyakarta.

Maka tidak salah jika Yogyakarta mendapat status sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, apa sih yang menjadikan kota Yogyakarta sebagai Kota Istimewa?. Jika seluruh provinsi di Indonesia dipimpin oleh seorang Gubenur, Kota Yogyakarta memiliki keistimewaan dengan menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang dipimpin oleh seorang sultan.

Seperti yang kita tahu bahwa seorang gubenur dipilih langsung oleh rakyatnya. Yogyakarta dengan keistimewaannya, menjadikan Sri Sultan Hamengku Buwono yang bertahta secara turun temurun sebagai Gubenur Yogyakarta.

Sebagai Gubenur Yogyakarta saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X tentunya tinggal di Keraton Kesultanan Yogyakarta. Keraton Kesultanan Yogyakarta ini terletak ditengah Kota Yogayakarta sepelurus dengan garis imajiner Kota Jogja. Sebuah garis yang memiliki makna filosofis tentang keselarasan hubungan manusia dengan sang pencipta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline