Lihat ke Halaman Asli

Zalfa Farid

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030066)

Sleep Paralysis, Fenomena "Ketindihan" Saat Tidur

Diperbarui: 5 April 2021   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: psychologytoday.com

Pernah nggak sih kalian mengalami kelumpuhan saat tidur?. jadi pada saat kalian tidur tiba-tiba kalian terbangun dan menyadari bahwa tubuh kalian terasa kaku dan tidak bisa digerakan layaknya orang lumpuh.

Saya pun juga pernah mengalaminya. saat itu saya sedang mecoba untuk tidur, namun belum lama saya terlelap tiba-tiba saya terbangun dan merasa keanehan disekujur tubuh saya. Seakan ada sesuatu yang menjerat tubuh saya saat tertidur. Dada saya terasa sesak dan seluruh anggota tubuh saya tidak bisa digerakkan.

Awalnya saya merasa itu hanyalah mimpi, anehnya saya masih sempat melihat dan mendengar hal-hal yang terjadi disekitar saya seakan ini benar-benar nyata. Disaat seperti ini saya mencoba untuk meminta tolong. Namun, lidah ini pun juga tidak dapat diajak bekerja sama. Entah apa yang menghambat lidah ini hingga menjadi kaku dan tidak bisa mengeluarkan suara. Perasaan panik dan takut terus menyelimuti saya.

Banyak orang disekitar saya mengatakan bahwa fenomena itu disebut dengan "ketindihan". Dalam kata lain ada makhluk halus yang mengganggu kita saat kita tertidur karena lupa berdoa sebelum tidur. Yups, ditindih oleh makhluk yang tak kasat mata. Membayangkannya saja sudah mengerikan ya?.

Eitss, tapi ternyata semua itu hanyalah mitos belaka yang tersebar dikalangan masyarakat. Dalam dunia kesehatan istilah yang tepat untuk menyebut fenomena ini yaitu "sleep paralysis" atau "kelumpuhan saat tidur".

Menurut The American Sleep Disorder Association (1990), sleep paralysis terjadi ketika seseorang dalam tahapan tidur yang paling dalam saat seluruh otot relaksasi. Akan tetapi, akibat perubahan tahapan tidur yang secara tiba-tiba menyebabkan seseorang tersadar. Kemudian, Gillian (2008) menambahkan bahwa sleep paralysis didukung dengan munculnya halusinasi, perasaan tercekik, dan kesulitan untuk menggerakan lidah. Dalam keadaan ini seseorang dapat membuka mata bahkan menggerakan kedua bola matanya dan melihat sekelilingnya.

Pada saat tidur, seseorang akan mengalami 2 macam tahapan yaitu Non-Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Non-Rapid Eye Movement (NREM) merupakan fase dimana seseorang sedang dalam proses tertidur. Tahapan ini dibagi menjadi 3, pertama tahapan tidur yang ringan atau sering disebut tidur ayam. Kemudian dilanjut dengan tidur yang lebih dalam dan terakhir tahapan tidur yang paling dalam.

Sedangkan Rapid Eye Movement merupakan fase dimana seseorang sedang dalam keadaan tertidur pulas. Biasanya pada fase ini seseorang mengalami mimpi.

Nah, sleep paralysis ini terjadi karena adanya lompatan dalam tahapan tidur. Yang harusnya dimulai dari tahapan tidur ringan, lebih dalam, paling dalam, kemudian REM atau mimpi, menjadi dari tahapan tidur ringan langsung lompat ke tahapan REM atau mimpi. Dalam kondisi ini, otak kita akan mudah tersadar namun tubuh kita masih dalam kondisi terjaga.

Sleep paralysis bisa dibilang sebagai salah satu jenis gangguan tidur. Sebuah fenomena dimana kondisi otak tetap kita terjaga saat kita tertidur. Sehingga terjadi ketidaksinkronan antara otak dan tubuh kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline