Lihat ke Halaman Asli

Zalfa Anindya

Mahasiswa S-1 Kedokteran Universitas Airlangga

Nama Mahasiswa Kedokteran, Apakah Lebih dari Sekadar Gengsi? Mahasiswa Baru Wajib Tahu!

Diperbarui: 19 Juni 2024   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi "Medstudent" (Freepik/@lifeforstock)

Bagaimana hasil SNBT, SNBP, dan jalur lain SNPMB kemarin? Masih terpikirkah Anda mengenai hasil layar berwarna biru merah itu?

Artikel ini membahas realitas keadaan program studi kedokteran di Indonesia, terutama kalian mahasiswa baru dengan almamater universitas impian kalian maupun yang sedang memimpikan kedokteran sebagai pilihan 1.

Kondisi Praktisi Medis di Indonesia akhir-akhir ini

Sudahkah kalian mendengar desas-desus mengenai maraknya universitas yang sedang membangun prodi kedokteran baru, dari universitas swasta hingga negeri. Pernahkah kalian terpikirkan tentang alasannya?

Mari kita bahas dahulu dari kondisi praktisi medis di Indonesia saat ini.

Dikutip dari Faktanya rasio dokter di Indonesia masih di bawah standar WHO. Bank Dunia tahun 2020 menyatakan bahwa rasio dokter di Indonesia adalah kedua terburuk di Asia Tenggara dengan 0,4 dokter per 1000 penduduk. Padahal standar dari WHO adalah 1 dokter per 1000 penduduk.

Sementara untuk dokter spesialis ketersediaannya lebih rendah lagi yaitu 0,2 dokter spesialis per 1000 penduduk. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengupayakan peningkatan jumlah dokter di Indonesia.

Hal ini bisa di kritisi lagi, dengan banyaknya gelar dr. dari berbagai universitas, apa bedanya kalian yang sedang menginjakkan kaki di PTN impian kalian sebagai mahasiswa baru?

Apakah IPK dan akreditasi bisa menjunjung tinggi nama kalian sebagai mahasiswa kedokteran hingga lulus mendapatkan gelar dr. nanti? Apa yang perlu kalian sadari dan persiapkan saat membawa nama universitas di berbagai aktivitas maupun perkuliahan kedokteran yang terkenal dengan kuliah, diskusi, tugas, ujian, dan berulang lagi.

Hal ini saya sadari sembari saya melakukan kunjungan rumah sakit sebagai salah satu kewajiban salah satu blok di semester 2. Bahwa pandangan mahasiswa prodi kedokteran sekarang sudah tidak memiliki nilai yang seharusnya dimiliki dokter praktisi kedepannya.

Dengan semakin cepatnya lulusnya S1 kedokteran, semakin dipersempitnya kurikulum kedokteran, kami mahasiswa dituntut untuk tidak hanya ahli dalam akademik tetapi juga dalam non akademik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline