Lihat ke Halaman Asli

Zalfa Aliyyah

menjadi guru PAI

Penerapan Gaya Komunikasi Islam Orang Tua terhadap Anak dalam Memotivasi Menghafal Al-Qur'an

Diperbarui: 28 Juni 2024   08:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdasarkan dari hasil penelitian, penerapan gaya komunikasi Islam yang dilakukan orang tua kepada anak lebih condong ke gaya komunikasi Islam Qaulan Maysura dan Qaulan Layyinan. Qaulan maysuran adalah perkataan yang menyenangkan, dan Qaulan layyinan adalah perkataan yang lemah lembut. Dalam hal ini sebagai orang tua hendaklah menggunakan gaya komunikasi yang lemah lembut dan menyenangkan kepada anaknya sehingga anak dapat terpengaruh terkait apa keinginan orang tuannya. Dalam komunikasi umum disebut dengan gaya asertif. Suatu gaya komunikasi yang dimana seseorang dapat menyampaikan pendapatnya secara lugas tanpa menyinggung orang tertentu baik secara verbal maupun nonverbal. Menurut Nurtanio terdapat beberapa aspek asertivitas, diantaranya adalah : Bicara asertif, tingkah laku ini meliputi dua hal, yaitu mengemukakan hak-hak dan berusaha mencapai tujuan tertentu dalam suatu situasi serta memberikan pujian untuk menghargai orang lain dan memberikan umpan balik yang positif.

Dari hasil penjelasan diatas dapat diketahui bahwa dalam menerapkan gaya komunikasi Islam bukanlah semata-mata hal yang mudah. Dalam penerapannya akan ada rasa jenuh dan bosan. Perkataan yang lemah lembut adalah cara untuk memotivasi seseorang dengan kasih sayang yang jelas. Dan dengan memberikan gambaran yang menyenangkan, seseorang akan tertarik dan termotivasi untuk apa yang dia inginkan. Rumah tahfidz sahabat Qur'an adalah rumah tahfidz yang menciptakan generasi cinta qur'an. Kehidupan yang selalu diisi dengan Al-Qur'an akan senantiasa dalam lindungan Allah. Motivasi yang paling hebat adalah motivasi yang berbekas didalam hati serta jiwa dan diterapkan dalam kehidupan. Salah satu kebahagiaan yang abadi adalah ketika seseorang mencintai Al-Qur'an dan menjadikannya sebagai teman dalam hal apapun. Solusi dalam permasalahan yang ada di dunia adalah Al-Qur'an. Jika Allah memberikan kemampuan dalam menghafal al-qur'an maka pertahankanlah karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan ini. Menurut Ahsin W. Al- Hafidz, manfaat atau faedah menghafal Qur'an adalah : yaitu : pertama, Mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kedua, tentram jiwanya. ketiga, Tajam ingatan dan tajam intuisinya. Keempat, Bahtera ilmu. kelima, Memiliki identitas yang baik dan berperilaku jujur. Keenam, Fasih dalam berbicara. Ketujuh, memiliki doa yang mustajab.

Dalam Islam penggunaan bahasa yang sopan dan santun sangat ditekankan. Dengan menerapkan gaya-gaya komunikasi islam dalam kehidupan sehari-hari kita dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan memastikan bahwa komunikasi yang dilakukan sesuai dengan ajaran islam. Kehadiran komunikasi Islam sangat membimbing kaum muslimin secara khusus dan mampu membangun komunikasi manusia kepada penciptanya, dengan dirinya sendiri, serta dengan sesama dengan menggunakan prinsip prinsip keislaman. Komunikasi Islam suatu komunikasi yang menyejukkan hati membawa kedamaian dan ketenteraman bagi siapapun yang menggunakan nya disebabkan salam komunikasi Islam diajarkan untuk berkata kata baik, ramah, dan tidak menyakiti hati yang diajak berkomunikasi.

Rumah tahfidz merupakan gabungan dari kata rumah dan tahfidz. Rumah berarti bangunan untuk tempat tinggal sedangkan tahfidz berasal dari hafadza yang artinya menjaga, dengan kata lain menjaga dengan menghafal Al- Qur'an. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwah rumah tahfidz adalah rumah yang dipergunakan sebagai tempat belajar membaca dan menghafal Al- Qur'an. Rumah tahfidz merupakan hal yang signifikan di masa sekarang. Sebagian lembaga pendidikan di Islam di Indonesia melakukan suatu pengembangan program bagi rumah Tahfiz Qur'an yang tujuannya untuk memperluas penghafal Al Qur'an bukan hanya kota saja tetapi desa juga memotivasi untuk menjadikan anak anak penghafal Al-Quran salah satunya adalah khususnya di desa Lk. 1 Wonosari Aek- Kanopan yang memiliki semangat berjuang untuk belajar dan menghafal Al-qQur'an serta mengamalkan nya sehingga terciptanya anak-anaknya yang mencintai dan penghafal al- qur'an. Rumah tahfidz atau rumah Qur'an bukan suatu hal yang baru bagi umat Islam sebab sejak dari zaman Rasul dan para sahabat Rasul sudah ada ada rumah Qur'an hanya saja tidak seluasnya dan seramai zaman sekarang. Al- qur'an merupakan sebaik-baiknya ilmu. Barang siapa yang menyebarluaskan dan mengajarkannya maka ia akan mendapat pahala yang mengalir. Nabi Shalallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

Artinya:

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh" (HR. Muslim no. 1631).

Perkembangan zaman yang begitu cepat , tradisi Islami harus dijaga dan di rawat, yaitu salah satu nya Al Qur'an yang akan kekal sampai kiamat nanti. salah satunya adalah pembelajaran Al-Qur'an yang sudah terbentuk. Jika di lihat sejarah pembelajaran Al- Qur'an telah tumbuh kembang secara pesat di Indonesia raya. Hal ini dengan Agama Islam yang tersebar di Nusantara. Rumah tahfidz adalah sebagai gerbang masyarakat untuk mencapai masyarakat Madani yang punya nilai-nilai keislaman dan berakhlak mulia. Rumah Tahfidz Sahabat Qur'an adalah salah satu tempat atau wadah dalam membangun generasi yang cinta qur'an. Rumah tahfidz sahabat qur'an berdiri pada tahun 2018 dan didirikan oleh Ustadzah Wardah Lubis, Lc. Rumah tahfidz sahabat qur'an berada di Jl. Utama Lk. 1 Wonosari Aek- Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Rumah tahfidz ini

sudah berdiri selama 5 tahun kurang lebih. Pada awal berdirinya rumah tahfidz sahabat qur'an jumlah hafidz dan hafidzah adalah 20 orang. Dari keseluruhan para hafidz dan hafidzah adalah anak usia dini. Seiring berkembangnya dan maraknya para anak yang menggemari Al- Qur'an, rumah tahfidz sahabat qur'an mengalami penambahan para hafidz dan hafidzah yang lumayan dari sebelumnya. Pada saat ini jumlah hafidz dan hafidzah di rumah tahfidz sahabat qur'an adalah 50 orang. Menurut ustadzah Wardah, perkembangan rumah tahfidz ini membawa kebahagiaan tersendiri. Pada awal beliau mendirikan rumah tahfidz ini hanyalah sebagai penarik minat anak disekitar Lk. 1 wonosari. Tapi dengan keinginan anak-anak yang begitu besar terhadap menghafal al-qur'an, rumah tahfidz sahabat qur'an mulai banyak dikenal orang.

Seorang anak berusia 11 tahun berhasil menyelesaikan hafalannya sebanyak 10 juz berasal dari daerah Desa Londut Kabupaten Labuhanbatu Utara. Beliau mengubur rasa takutnya dan memupuk keberaniannya sebagai hafidzah yang cinta qur'an. Jarak dan waktu yang cukup jauh tidak mematahkan semangatnya dalam mencapai keinginannya sebagai penghafal al- qur'an. Hal ini menarik perhatian para ustadzah yang mengacungi jempol kepada anak yang cinta al- qur'an. Ustadzah Nur Cahya yang berkedudukan sebagai pengajar mengatakan "salut untuk anak-anak yang bisa dikatakan masih kecil tapi niat untuk menghafal qur'annya tinggi, kadang sering merasa malu. Umur yang sudah tua tapi tidak sebaik mereka. Anak yang masih kecil tapi rasa cintanya terhadap al-qur'an begitu besar". Selain motivasi dan dukungan dari orangtua, bimbingan orang tua dalam mengajarkan hafalan kepada anak-anaknya di rumah juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Peran para guru pada TPA ini memiliki strategi motivasi untuk mendorong agar anak mau ikut menghafal, motivasi dari luar diberikan guru dan orang tua, keluarga dan masyarakat, sedangkan motivasi dari dalam anak adalah anak senang belajar menghafal karena dirangsang dengan aktivitas dunia mereka seperti menggambar sebelum kegiatan menghafal dimulai. Adapun sosial emosional anak ditumbuhkan dengan sebuah kondisi diberikan cara berteman dan bersosial dengan baik, anak saling menolong dan membantu dalam aktivitas kelas, agar anak mampu memiliki jiwa sosial yang baik dengan harapan anak terus berkembang dengan pengetahuan dan pengalaman yang awalnya.

Salah satu wali hafidz dan hafidzah menjelaskan betapa beruntungnya memiliki anak yang hafal qur'an. Rasa bangga dan bahagia itu tidak bisa dijelaskan. Apa lagi kalau anak menang dalam kompetisi seperti perlombaan di sekolah, antar masjid daerah tempat tinggal, dan lainnya. Kadang suka merasa sedih, Allah sungguh baik menitipkan anak dengan kelebihan yang tidak semua orang bisa kepada saya. Walaupun terkadang anak membuat salah, tapi rasa cintanya ke al-qur'an suka memalingkan saya untuk menghukumnya. Kadang anak ada ngeluhnya karena bosan mengulang ayat yang sama. Kalau sudah mengeluh saya lebih membiarkan apa yang mau dia lakukan untuk menghilangkan jenuhnya. Tapi setiap kali dia menangis karena cape saya selalu menjelaskan kepadanya "kakak jangan begitu, karena ngga semua orang bisa seperti kakak. Nanti kalau kakak jadi penghafal qur'an yang hebat, orang mamak sama ayah bangga. Nanti kakak pakekkan mamak sama ayah mahkota" dan masih banyak lagi motivasi lain yang saya kasih kalau dia memang lagi cape dan jenuh. Seorang hafidzah berumur 7 tahun asal Labuhanaji juga menjelaskan kalau menghafal qur'an itu bosan. "menghafal enak tapi bosan". Ustadzah Nur selaku pengajar juga menjelaskan "kadang anak-anak itu mengeluh, ustadzah kenapa ayat yang ini payah dihafal ?, kenapa aku gabisa dapat ayat ini ustadzah ?, kadang anak-anak itu ada yang menangis karena ngga bisa. Senada dengan hasil penelitian syarif bahwa Faktor penghambat, yaitu : 1) Rasa Malas dan jenuh, 2) Rindu Orang Tua, 3) Kurangnya motivasi, 4) Mempunyai masalah dengan teman, 5) Lingkungan yang kurang kondusif, 6) renggangnya hubungan guru dan murid, 7) Bacaan Al-Qur'an yang kurang lancar.

Orang tua seorang hafidzah asal Desa Pinggir Jati Kabupaten Labuhanbatu Utara juga menjelaskan "halangan dalam memotivasi anak ngga ada sih, namanya jugakan anak-anak. Kadang semangat kadang ngga.Tapi sejauh anak saya menghafal saya ngga ada memaksa anak. Yang memilih dia menghafal juga kemauannya sendiri. Awal pertama itu karena dia menang lomba surah pendek di masjid, setelah itu setiap kali ada perlombaan di masjid dia mau ikut.  Anak saya berusia 8 tahun. Sewaktu pulang shalat tarawih itukan dia bilang, bunda boleh tidak aku menghafal qur'an kayak yang di tv-tv itu ?. Disitu saya langsung bilang ke ayahnya, ayahnya bilang masukkan aja ke rumah tahfidz sahabat qur'an yang di wonosari. Yang punya ustadzah wardah. Setelah dari situ sampai saat ini semangat dia menghafal itu tinggi. Alhamdulillah saat ini sudah hafal 3 juz. Kalau untuk motivasi, lebih sering ayahnya si yang ngasih. Karena kan bapak juga keagamaan agamaan gitu. Kalaupun ada motivasi dari saya, saya selalu bilang kalau nanti jadi penghafal qur'an yang terkenal nanti bisa ikut MTQ, dicintai Allah, dan keinginannya dikabulkan sama Allah. Dengan begitu dia langsung semangat lagi, iya bunda aku kan mau masuk tv katanya. Kalau mendengarkan berita dari anak bisa membuat terharu, karena keinginannya itu. Kalau untuk harapan, semoga anak saya bisa mencapai keinginannya Tanggapan untuk para hafidz dan hafidzah dari ustadzah wardah sendiri adalah, kita tahu bahwa kedudukan penghafal qur'an itu kelak di sisi Allah. Kerjasama antara orang tua dan ustadzah itu ada, apa lagi untuk menaikkan semangat mereka. Disetiap bulannya para ustadzah mengadakan tes hafalan dan setiap enam bulan sekali mengadakan wisuda hafalan.Untuk generasi yang diciptakan dari rumah tahfidz ini dengan jumlah hafalan terbanyak adalah 10 juz. Harapan kedepannya, semoga lebih dari 10 juz para hafidz dan hafidzah yang tercipta. Rumah tahfidz sahabat qur'an tidak memaksakan anak harus hafal sekian juz atau bisa dibilang dengan target. Yang ditakutkan kami para ustadzahnya, ketika mereka banyak menghafal tapi ketika keluar dari sini banyak hafalan yang lupa. Memang setiap orang tua akan memberikan motivasi terbaik kepada anaknya, tapi yang namanya manusia kapan saja kan bisa berubah-ubah hatinya. Hasil penelitian Fajri menyimpulkan bahwa peran guru tahfiz dalam meningkatkan motivasi siswa untuk menghafal Al-Qur'an dirumah tahfiz Asshadiq Aur Birugo Tigo Baleh dapat disimpulkan bahwa peran guru tahfiz dalam meningkatkan motivasi menghafal siswa adalah dengan mengajak, membimbing dan memotivasi siswa agar dapat menghafal Al-Qur'an. Selain itu, guru menginformasikan waktu yang tepat dalam menghafal Al-Qur'an yaitu disaat sepertiga malam terakhir, pada waktu setelah melaksanakan sholat shubuh dan pada saat pertengahan di siang hari maka waktu tersebut dapat memudahkan kita untuk menghafal Al-Qur'an. Guru membimbing siswa yang bermasalah dalam menghafal Al-Qur'an dengan cara mendatanginya, berkomunikasi langsung dengan siswa tersebut dan menanyakan apa permasalahan yang dihadapinya. Guru juga memberikan pelatihan kepada siswa dengan cara menghafal Al-Qur'an dapat mencerdaskan otak dan membentuk karakter yang baik dan sopan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline