Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Mengeja Bisik Doa

Diperbarui: 7 November 2023   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Father and son/Image by wondermar from Pixabay

Aku berbincang padamu tentang rasa.
Bukan seperti butiran debu yang diterbangkan deru angin saat kemarau sunyi. Atau, seperti bulir embun yang betah bersembunyi di balik kelopak melati. Namun, ia adalah batu karang! Titik singgah riak hati yang lelah merenangi samudera sepi.

Aku bicara padamu tentang asa.
Bukan sebagai pengganti matahari yang merajai siang. Tapi seperti kerlip bintang di kegelapan yang menawarkan ketenangan. Membersamai kesendirian malam berlabuh di  keheningan pagi.

Akupun pernah bercerita padamu tentang cinta.
Tak perlu menelusuri jejak hujan untuk menapaki titian pelangi senja. Atau hikayat legenda yang ditahbiskan para pujangga. Biarkan ia seperti mata air yang bertahan melindungi kesucian bening airmata.

Dan,
Aku ingin bersamamu mengeja bisik doa. Hari ini, esok hingga gulir waktu mengukir jeda.  Untuknya.

Curup, 07.11.2023
zaldychan

Happy born day, Nak!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline