Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Butir Rasa

Diperbarui: 8 Agustus 2023   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Indra Rahadian / Sumber: Tangkapan layar Profil Facebook Indra Rahadian

Mungkinkah aksara bernyawa?
Tanyamu terpahat kaku di antara himpunan aksara bisu. Membiarkan gulir waktu menggerus debu-debu tunggu. Dan, akupun merajut ulang timbangan makna yang tersia.

Kau terdiam. Diam-diam.

Bagaimana menakar makna?
Lagi. Tanyamu merajam dinding bisu yang nyaris berdebu. Melupakan jejak tunggu yang terpenjara jeruji ragu. Dan lagi, aku meracik ulang timbunan rasa yang tersisa.

Kau terdiam. Tapi tidak diam-diam

Adakah muara rasa?
Tanpa aba-aba. Tanyamu melesat diam di jantung malam. Mengabaikan suram temaram tertatih diusik kelam. Aku terlalu sibuk meredam buih air mata luka yang tak ingin tenggelam.

Kini, kaupun pergi. Aku tersedak tanya di antara penggalan sketsa lirih sebuah elegi.

Masihkah tersisa ruang di sana, untuk menitipkan butir rasa tanpa bulir air mata?

Curup, 08.08.2023
zaldy chan

Tuk Kang Indra Rahadian:
Beristirahatlah. Biarkan makna merajai kata!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline