Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Masihkah Gemuruh Dadamu Milikku?

Diperbarui: 21 April 2023   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RA Kartini/Foto: Wikimedia Commons/GPL FDL via Kompas.com

Mata tua ini terlalu letih untuk beranjak. Tak berjarak. Menatap seraut wajah cantik terpasung pigura usang. Menembus ruang-ruang kehilangan. Saat suara hati bertasbih: Berjuang!

Langit bertanya: Masih ada kegelapan?
Bumi berkata: Bukan gelap. Cahaya hanya menyelinap!

Telinga tua ini terlalu asing. Meredam aliran deras nada-nada bising. Tak mampu ikuti riuh rentak tarian suara-suara. Tak mampu teriak lantang di telapak usia. Usai asa berbisik lirih: Senja.

Bumi bertanya: Masihkah terang cahaya?
Langit berkata: Entahlah! Sekat itu terlalu pekat!

Mulut tua ini terlalu asam. Menahan kusam kisah-kisah buram. Tentang wajah-wajah letih tersudut pilu di ruang sunyi. Tentang raga-raga lelah terpasung bisu di bilik sepi. Dan, tentang segala tentang muara tangisan yang menjerat diam airmata.

Langit sungkan bertanya: Masih adakah Kartini?
Bumi enggan berkata: Mungkin! Sebab Ia timbul tenggelam di dada ibu Pertiwi

Aku menitip bisik pada potret usangmu: Ibu, masihkah gemuruh dadamu milikku?

Curup, 21.04.2023
zaldy chan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline