Salah satu latah menjelang akhir ramadan adalah keriuhan dan munculnya tekanan untuk membeli baju baru yang akan dikenakan sebagai baju lebaran.
Tekanan itu, terkadang tak hanya muncul dari keinginan diri pribadi atau orang terdekat saja semisal anggota keluarga. Tapi juga tekanan lingkungan pergaulan.
"Mosok momen setahun sekali, gak bisa?"
"Jangan pelit! Itu seni menghargai diri sendiri!"
"Biar gak ketinggalan mode!"
Bla...bla...bla...
Begitulah! Acapkali, keputusan membeli baju lebaran, bukan karena kebutuhan. Tapi jebakan keinginan yang disetel oleh keadaan.
Apatah lagi jika bicara tren pakaian pada momen lebaran. Gak akan ada habisnya!
Sering kita temui, ketika suasana lebaran. Ada pasangan, bahkan satu keluarga yang mengenakan pakaian nyaris seragam, kan? Biasa disebut "Mode Couple".
Gawatnya, usai lebaran, baju tersebut malah jarang dikenakan. Akhirnya menumpuk dan memenuhi lemari pakaian.
Hayuk ngaku! Adakah yang lupa ternyata masih banyak baju di lemari pakaian yang hanya beberapa kali, atau malah baru sekali pakai?
Kalau gak ada yang ngaku. Ya udah! Aku aja!
Nah. Gegara itu, makanya dua tahun terakhir aku bikin aturan pribadi, mengenai baju untuk lebaran. Apa aja?