Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Langit Tak Seperti Dulu

Diperbarui: 19 Februari 2023   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrated by Stefan Schweihofer from Pixabay

Dan, rerumputan di halaman masih seperti dulu.

Ia menghijau di antara naungan rerimbunan liar ilalang. Terpaksa bertahan dari terpaan terik mentari siang. Sesekali, menampilkan harmonii tarian angin nan berembus. Lantas sekali mati menyisakan humus.

Kemudian, pohon cemara itupun masih seperti dulu.

Ia tetap kukuh berdiri di tepian terjal jurang. Ketika ranting dan cabang rela menghadang sapuan badai yang menerjang. Sesekali dihiasi pasangan burung yang menitipkan sarang. Lantas menggugurkan dedaun sebagai penanda musim kemarau nan gersang.

Namun, langitku tak seperti dulu.

Ia tak lagi sekadar menampilkan arakan mendung yang dinyanyikan angin. Atau menyimpan jalan rahasia lengkung pelangi yang disisakan hujan. Bukan pula tempat berlabuh cahaya bintang-bintang di kegelapan.

Langit adalah tempat persembunyian rasa sakit. Usai detak waktu tak lagi mampu mengeja jejak tunggu. Padamu.

Curup, 14.02.2023
zaldychan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline