Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Tanpa Kata

Diperbarui: 13 Oktober 2022   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bola dunia| pixabay.com

Di dalam sebuah kamus. Beberapa kata bertegur sapa. Sebagian lagi bertukar eja. Sebagian besar merunduk jemu. Menunggu makna baru


Aku menahan tawa, saat terdengar paduan suara: "Sebanyak apapun kita, tetaplah diatur berdasarkan abjad!"

Di dalam sebuah buku. Beberapa kata berpelukan. Sebagian lagi mengulang perjanjian. Sebagian besar memungut bisu. Terkurung hamparan debu

Aku merajut iba, saat teringat satu ucapan sepi: "Tinggal pilih, Kau atau tulisanmu yang mati!"

Di atas selembar kertas. Beberapa kata menikmati reuni. Sebagian lagi membentuk diksi. Sebagian besar putus asa menjumpai kecewa. Tak sempat menyesap rima.

Aku terkejut, ketika satu pertanyaan tak bertuan terlontar di udara: "Apa jadinya mereka tanpa kita?"

Aku berlari ke tubuh puisi: Tanpa kata? Mungkinkah dunia kembali tanpa makna dan warna?

Curup, 10.10.2022
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline