Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Di Balik Pintu Dapur

Diperbarui: 16 September 2022   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Titik Api dan Kayu Bakar| Sumber gambar: Pixabay.com

Sepi terlatih merawat siang, di balik pintu dapur yang lengang. Berharap pemilik api, pulang menepati janji.

Semoga, Ia membawa beras!
Aku melirik ke sudut dinding. Tabung gas bergeming, periuk nasi memangku hening.

Setidaknya, Ia membeli sebungkus mi instan!
Gagang sapu terjatuh di atas tumpukan sampah. Piring dan panci kembali siaran ulang serapah.

Siapa tahu, Ia mendapatkan nasi kotak lagi?
Sendok memeluk garpu yang menggigil beku. Debu lantai tahu, hari jumat hanya sekali dalam seminggu.

Meooong!
Ember kosong dan kuali hitam tertawa. Aku tergopoh sembunyi di celah jendela. Binatang itu datang tanpa aba-aba.

Tungku terisak meratapi titik api di ujung sepotong kayu. Sepertiku, sepi berharap ia berhenti menjadi tamu.

Curup, 15.09.2022
zaldy chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline