Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Matahari pun Tak Ingin Terlahir Sepi

Diperbarui: 10 Juni 2022   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Valentin Antonucci/pexels.com

Tak ada kata akhir.
Cerita demi cerita terlahir. Dan, kembali cerita demi cerita terukir. Kemudian, satu-persatu menjelma sebagai rahim. Seperti parade pergantian musim.

Seharusnya kau tahu. Rintik hujan tak akan mampu meredam tangisan kemarau.

Tak ada jejak tunggu.
Di balik tirai senja, selarik merah saga tak lagi menepi. Membiarkan bulir-bulir bening, tenggelam di samudera hening. Seperti ketukan pinta dalam doa.

Seharusnya kau mengerti. Matahari pun tak ingin terlahir sepi.

Dan, ketika kata-kata terpenggal di antara tafsiran para sufi. Seperti cermin diri, tak lagi ada sedetik waktu untuk sembunyi.

Kau betah bertahan dalam sunyi?

Curup, 04.06.2022
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline