Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Daur Waktu

Diperbarui: 13 November 2021   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto oleh cottonbro dari Pexels

Aku menatap matamu. Di sana, pernah kutitipkan setangkai mawar. Kemudian layu dirajah goresan waktu yang berdebu.

Aku mengingat segaris senyuman di lekuk bibirmu untukku. Di sana, pernah kulabuhkan risau kalbu. Kemudian menguap di titik persimpangan waktu yang disebut dulu.

Aku menatap gerai legam helai rambutmu. Di sana, pernah kujejakkan jemariku. Kemudian pudar oleh laju waktu yang terus melaju dan berlalu.

Aku mengingat setiap gerak dan lakumu. Di sana pernah kuarungi samudera rasa. Kemudian waktu menenggelamkan di kedalaman diam.

Hingga aku terlupa, waktu pun menyediakan kata tunggu. Dan aku tertipu.

Curup, 13.11.2021
Zaldy Chan

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline