Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Percakapan dalam Hujan

Diperbarui: 26 Oktober 2021   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tangan dan air hujan (Foto oleh Sachith Hettigodage dari Pexels)

I/. Satu percakapan singgah di pintu rumah:

"Masih hujan!"
"Pagi, waktu yang tepat ke sawah."
"Tapi..."
"Tinggallah di rumah!"

Dua pasang kaki tergesa melewati halaman rumah. Langkah-langkah tua menjejaki tanah basah. Menyibak terpaan resah, memanggul kisah. Butiran hujan pasti berkah.

II/. Satu percakapan terhampar di pematang sawah:

"Harus dicoba!"
"Pakai mesin, disewa?"
"Mahal!"
"Andai kerbau itu tidak..."

Dua pasang mata menukar sepi menjadi saksi. Kehilangan adalah pengorbanan mimpi. Seperti menakar kerelaan hujan menggantikan cahaya mentari. Agar mimpi tak lagi berakhir sunyi. Tak terbeli.

III/. Satu percakapan terdampar saat makan malam:

"Ini beras terakhir!"
"Tinggal menggiling padi, kan?"
"Bukannya, Itu untuk benih?"
"Esok, butuh beras atau benih?"

Satu mulut, sudah terlatih menyimpan jawaban. Mulut yang lain, kembali tertatih menghapus pertanyaan. Pintu sesal selalu terpasang di akhir. Namun, hidup adalah kisah panjang sejak lahir.

IV/. Satu percakapan tersungkur di tempat tidur:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline