Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Aku Masih Menyimpan Satu Kata

Diperbarui: 24 Oktober 2021   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sebuah Buku:(Foto oleh BARBARA RIBEIRO dari Pexels)

Aku mengingat petuah filosof tak bernama: Garis adalah himpunan titik-titik!

Batang otakku seperti gagang sapu. Menari lincah mengintai satu-persatu sketsa, yang terkurung luka menganga. Aha! Aku mengingatmu.

Tersamar, liang telingaku seperti sayap kupu-kupu. Mengibas deras memilah puspawarna ke segala penjuru. Ah, aku tersesat di belantara merah jambu.

Aku meraba tulisan tanganmu : Cinta

Rasaku berkuasa seperti raja. Menunjuk hati mengatur raga dan membujuk indera hanya untuk sebuah nama. Tak perlu kau ujarkan tanya.

Ruang tunggu dipenuhi waktu-waktu. Menuntun gelombang asa mendaraskan larik-larik biru. Barisan sesal yang tak kunjung bertemu pintu. Rindu.

Aku masih menyimpan satu kata: Lupa

Sehelai kertas kosong tergeletak
Sebatang pensil tumpul terjebak
Dipukul mundur aksara bisu
Parade kisah-kisah dulu
Di rak-rak buku
Berdebu

Curup, 24.10.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline