Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Halaman Limapuluh Enam

Diperbarui: 30 September 2021   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Anak Kecil di Bali (Photo by Artem Beliaikin from Pexels)

[Pada halaman limapuluh enam]

Mendung masih betah menemani langit yang murung. Membendung ingatan yang lama terpasung.

Aku mengingat Rendra, saat membacakan Mata Luka Sengkon-Karta. Bukan suatu tempat paling rahasia. Tapi sebuah narasi, "sumur tak berguna".

Apa yang bisa kutulis tentang ini?

Hari ini sudah melewati setengah lingkaran. Jarum jam nyaris terpacak dua kali di angka duabelas.

Aku pun mengingat naskah tua, tergeletak berdebu di pustaka tak bernama. Pada sehelai kertas buram pengganti sampul, tertulis sebuah judul: "Ibu Pertiwi Hamil Tua".

Apa yang bisa kuingat untuk hari ini?

Tangisan berujung perdebatan. Perdebatan berakhir pertengkaran. Korban mengaku pelaku lebih dari satu. Pelaku mengaku sebagai korban dari masa lalu.

Aku berusaha mengingat nama-nama jalan di pelosok negeri, beragam kisah di buku pelajaran sejarah yang menyulut gradasi, cuplikan-cuplikan teori para ahli datang silih berganti. Dan, dokumentasi film panjang yang menggugat emosi.

[Di ruang pengap dengan satu lampu. Tujuhpuluh enam tahun yang lalu]

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline