Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Langit Belum Lelah Bersaksi

Diperbarui: 18 Juli 2021   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kematian (sumber gambar: pixabay.com)

Langit belum lelah bersaksi. Ketika satu persatu janji dikremasi.

Suara-suara menelan riam di bilik diam. Membiarkan goresan ruam menampung riak-riak kelam. Usai garis waktu menapaki titik akhir persinggahan. Kepergian tanpa kepulangan.

Suara-suara memangku duka di udara. Melepaskan torehan kata menjangkar bulir-bulir lupa. Usai laju waktu menjejaki ruang penantian. Ingatan menjadi kenangan.

Suara-suara tangisan menyulam air mata. Menawarkan bisikan hampa menggenggam bilur-bilur makna. Usai lalu waktu menenggelamkan impian. Perpisahan adalah kehilangan.

Suara-suara mengurung jeri dalam sunyi. Mengeja ulang nama demi nama silih berganti. Usai detak waktu beranjak pergi. Tak kembali, tapi tak pernah sembunyi.

Langit belum lelah bersaksi. Ketika satu pertanyaan menikam hati.

"Esok siapa lagi?"

Curup, 18.07.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline