Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Jakarta Hari Ini

Diperbarui: 23 Juni 2021   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Jakarta di Waktu Malam Hari (sumber gambar: pixabay.com)

I/.
Jakarta hari ini belumlah tua. Hanya beranjak tua. Nanti, carilah cerita tentang kota tua dunia di pustaka. Diam-diam kau akan percaya, tua hanya barisan angka.

Bila kota ini sempat membuat dahi berkerut, mata berkabut, dan mulut kusut. Mungkin kaulah yang tampak tua. Tanyakan saja pada anak-anak muda yang rela berkorban jiwa raga menumpang tua.

Terkadang, tak perlu menunggu rabun dan menuai uban untuk menjadi tua.

II/.
Jakarta hari ini belumlah lelah. Hanya tampak lelah. Nanti, kau pasti terbiasa membedakan pemilik wajah yang ramah dan marah.

Jika kota ini dianggap tak murah, mungkin karena bentuk senyummu ketlisut, atau ruang hatimu lagi tersudut. Sesekali, coba tanyakan pada orang-orang yang masih betah bertahan di setiap lampu merah.

Terkadang, tak semua mampu direngkuh. Ini bukan tentang lagak angkuh atau butuh tangguh.

III/.
Jakarta hari ini adalah kota bahagia. Hanya masih tertunda. Di bilik asa. Kau lupa, memiliki cita-cita salah satu tanda bahagia?

Andai kota ini sempat membuat asamu berduka dan terluka, kau mungkin melupakan cerita lama. Kota ini dibangun sebagai tempat berniaga, bukan untuk mengejar cita-cita.

Terkadang, tak harus meraih cita-cita untuk bahagia. Entahlah, jika kau berpikir tentang cinta.

IV/.
Sesungguhnya, Jakarta hari ini masih tempat berlindung. Dari segala impian anak-anak kandun. Namun, terkurung perasaan diasuh ibu tiri yang murung.

Kota ini belumlah tua. Hanya beranjak tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline