Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Membasuh Sepi

Diperbarui: 17 Juni 2021   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perjalanan pulang (sumber gambar: pixabay.com)

Akhirnya kau kembali.

Tumis kangkung, sambal teri goreng dan kerupuk udang belum terhidang di meja makan. Kuharap sebentar lagi, usai tangismu membasuh sepi. Kau mau?

Dapur tak lagi seperti dulu. Tak ada asap dan abu hasil pembakaran kayu. Dua kompor bersumbu pun masih tergeletak di belakang pintu. Kau belum lupa letak sumur sebelum ada dapur, kan?

Kamar tidur pelangimu masih seperti dulu. Dinding kuning, karpet biru, dan dipan kayu berwarna hijau. Kau ingat tangismu tentang lemari baju? Saat ini kau pasti tahu, pelangi tak pernah memiliki warna ungu.

Tak ada warna-warni di sebelah kamarmu. Mungkin sedikit pengap dan berdebu. Namun, kutemukan pelangi di sudut matamu. Semoga tak kau cari di mataku.


"Besok aku harus pergi, Yah!"

Di antara tumis kangkung, sambal teri goreng, dan kerupuk udang yang sudah terhidang. Kuharap pergimu tak seperti ibumu.

Kau mau kembali?

Curup, 17.06.2021
Zaldy Chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline