Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Menimba Pelangi

Diperbarui: 26 Mei 2021   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pelangi (sumber gambar: pixabay.com)

Ketika orang-orang menimba pelangi dari butiran embun pagi, atau berharap senja tak beranjak di tepian hari. Aku akan bercerita tentang matahari yang merajai hari-hari. Tapi, nanti!

Matahari bisa menghilang, kan? Bisikmu penuh keyakinan. Namun, memeluk nanti yang tak pasti.

Ketika orang-orang menyusun purnama di dasar ingatan, atau memilih gerhana untuk dilupakan. Aku tak akan berbincang tentang bulan padamu. Kau belum tahu alasanku. Tapi, tunggu!

Bulan bisa menghilang, kan? Bisikmu berbalut keraguan. Namun, memetik bisu yang memburu.

Ketika orang-orang menakar aksara hampa, atau membakar perapian kata tanpa jeda. Aku akan menyimpan kebenaran makna untukmu. Hanya tentang waktu.

Kebenaran juga akan hilang?

Kau dan aku mereguk bisu. Menatap bayangan yang terkurung kaku. Di cermin berdebu.

Curup, 26.05.2021
zaldy chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline