Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Perempuan yang Menatap Potret Diri

Diperbarui: 23 April 2021   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Potret Perempuan (sumber gambar: pixabay.com)

[Dari kegelapan. Perempuan itu berlari dalam sunyi. Tak henti melontarkan kata-kata, "Tolong selamatkan aku!"]

Anak-anak rembulan masih berbau tangis. Dipoles paksa tersenyum manis. Sekolah tak lagi murah dan mudah. Memilih pasrah atau menikah.

Orang-orang peduli untuk tak peduli. Anak-anak melahirkan anak. Ibu muda menimang cucu. Cerita derita hanya berita. Kemudian lupa atau terlupa.

Anak-anak membumi di jalanan. Mencari sesuap nasi di antara riak-riak kehidupan. Bercerita kepada orangtua tanpa teman. Atau, berkisah kepada teman tanpa orangtua.

Orang-orang tak peduli untuk peduli. Anak-anak malam menunggu pagi. Menunda harapan bersama mimpi yang pergi. Tanpa harta, tak lagi ada nikmat dunia.

Orang-orang tak peduli. Ketika anak-anak langit menjerit. Mereka hanya peduli pada rasa sakit. Di dalam buku. Kemudian, membisu.

[Di persinggahan tunggu. Perempuan itu menatap potret diri. Menitip tanya pada sepi, "Kau masih Kartini?"]

Curup, 22. 04.2021
zaldy chan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline