Ada anak bertanya pada Bapaknya
Untuk apa berlapar-lapar puasa.
Khusus lagu-lagu religi, generasi 70 hingga 80-an akan mengenang satu lirik lagu yang dirilis oleh grup musik Bimbo itu, kan? Lagu itu, kerap didengar apatah lagi menjelang dan saat Ramadan.
Sependektahuku, selain lagu "Anak Bertanya" itu, Bimbo bersaudara juga merilis lagu berjudul "Tuhan", hingga membuat musikalisasi puisi ciptaan Taufik Ismail dengan judul "Sajadah Panjang".
Terus, bagaimana dengan lagu religi bagi generasi 90-an di Indonesia? Karena, pernah jadi penyiar salah satu radio swasta di Kota Curup, aku tulis nostalgia Ramadan dan Musik religi, ya?
Sebelumnya. Maafkanlah, jika tulisan ini memutar jauh. Tidak langsung ke pembahasan lagu religi, tapi berusaha menelusuri perkembangan musik tanah air versiku. Boleh, ya?
Penetrasi Pasar Genre Musik Slowrock Malaysia
Selera musik generasi 90-an, diwarnai dengan penetrasi dari lagu-lagu negeri jiran, Malaysia. Ada yang masih mengingat lagu Isabella dari grup musik Search? Atau Grup musik Iklim dengan lagu Suci dalam Debu? Atau May dengan lagu "Sendiri"?
Duo grup musik itu, bisa dianggap sebagai lokomatif banjirnya lagu-lagu Malaysia di pasaran musik tanah air. Warna aransemen dan lirik lagu pop Indonesia pun, perlahan dan pasti mengikuti selera pasar saat itu. Salah satunya, Deddy Dores. Pencipta sekaligus penyanyi dengan genre ini.
Perkawinan selera pasar itu, kemudian berlanjut dengan kolaborasi antar pemusik dan penyanyi kedua Negara. Katakanlah almarhumah Nike Ardilla hingga Inka Christie. Bahkan Thomas Arya dan Sultan yang asli Indonesia dianggap warga Negara Malaysia.