Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Janji

Diperbarui: 17 April 2021   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi janji (Sumber gambar: pixabay.com)

Sejak pagi, janji berpakaian rapi. Bersiap menata hati menempuh perjalanan sunyi. Bulan suci.

Dari pemakaman sepi. Angin mengeja batu-batu nisan yang membisu. Sebelum mengirim pesan samar. Beraroma kelopak mawar.  

"Tak ada air mata!"

Langit tergesa membujuk matahari sembunyi. Membiarkan angin menciptakan hening. Di antara jejak bulir-bulir bening. Bergulir, dan mengering.

Di halaman masjid. Angin perlahan melewati pintu, mengusap pelan kaca jendela, dan berhenti di atas sajadah paling depan.

"Tinggal pelaksanaan!"

Langit bergegas menarik matahari dari arah timur. Memaksa awan senja mengalunkan dendang selamat tidur. Dan, memberi jeda angin untuk bertafakur.

Di puncak menara, angin dan langit malam menikmati puji dan puja. Membahana ke angkasa.

"Ini malam mulia!"

Di dalam kamar. Janji mengenakan pakaian tidur. Mendengkur.

Curup, 12.04.2021
zaldy chan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline