Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Di Antara Lampu-lampu Taman

Diperbarui: 4 April 2021   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak kecil dan lampu taman (sumber gambar: pixabay.com)

Apa yang kau rasakan?
Abaikanlah! Debu perasaan sedang bertengkar dengan lampu-lampu taman. Gelap malam masih terjebak di antara antrian kenangan. Dan, terlupakan.

Apa yang sedang kau pikirkan?
Sudahi saja! Percik janji sejak pagi membakar mimpi. Ia menjalar dari ubun-ubun hingga ke ujung kuku jari. Kemudian pergi.

Apa yang ingin kau bicarakan?
Berhentilah! Serbuk ucapan telah berselingkuh dengan pemanis buatan. Ia diberangus cecap bibir yang tersungging. Dan, mengering.

Apa yang telah kau baca?
Percuma saja! Abu kata-kata sudah berterbangan di jalanan. Ia tersundut bujuk rayu jelatang yang mengerang. Kemudian menghilang.

Kumpulkan kertas koran itu, Nak!
Tukarkan dengan sebungkus kopi untukku, dan sepotong roti untukmu. Biar kita eja malam ini, semoga esok tak bertemu pagi.

Curup, 04.04.2021
zaldy chan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline