Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Menggenggam Tunggu

Diperbarui: 14 Maret 2021   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegelapan (illustrated by pixabay.com)

Embun pagi terdiam di kursi senja. Menemani bisu menempa air mata. Membiarkan bulir-bulir sunyi menikam sepi. Tak lagi mampu sembunyi.

Senja pergi tak terganti. Meninggalkan embun pagi. Menyepi.

Butiran hujan singgah di beranda. Berharap bisu meredam cara. Diam-diam air mata berlindung di balik tirai jendela. Merajut cerita dari luka yang tersisa.

Hujan berlalu tak terhenti. Menyisakan senja dan embun pagi. Bermimpi.

Biarlah langit lelah mengeja senja. Biarkan bumi resah menguji pagi. Aku masih menggenggam tunggu. Untukmu.

Curup, 14.03.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline