Aku tahu kau menunggu. Namun, kau biarkan waktu berlalu dan menipu. Hingga aku mereguk rindu, terlambat bertemu Ayah dan Ibumu. Aku perempuan, ujarmu.
Kepada hening malam, kuujarkan. Kau perempuanku.
Di antara bahagia dan luka. Aku mengingat air mata. Milikmu. Usai tangis kecil memenuhi telinga dan meramaikan dunia. Anakmu. Aku perempuan, kan? Bisikmu.
Kepada bening pagi, kubisikkan. Kau perempuanku.
Aku mendengar celotehmu. Untuk gadis kecilmu. Tentang pendidikan, pakaian, cucian, masakan dan pasangan. Kau beri satu jawaban untuk banyak pertanyaan. Biar jadi perempuan!
Kepada langit, kutitip tanya. Kau di mana?
Curup, 08.03.2021
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H