Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Cermin Waktu

Diperbarui: 16 Februari 2021   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan dan cermin (ilustrasi pixabay.com)

Aku melihat sebatang pensil tergeletak di antara tumpukan buku. Sepotong penghapus dan sebuah pulpen warna biru yang terhimpit kotak tisu. Dan, aku melihatmu. Seperti lembaran-lembaran kertas kosong tak bertuan.

Aku menjadi saksi segaris senyum yang kausimpan di bilik malu. Menikmati binar manik matamu di antara pijar cahaya lampu. Dan, kau seperti lembaran-lembaran kertas tanpa halaman.

Aku menatap meja kayu berdebu. Tak lagi tampak sebatang pensil, sepotong penghapus, sebuah pulpen dan tumpukan buku. Sepertimu, tenggelam di antara lembaran-lembaran kertas tisu.

"tak lagi ada memberi tanpa pamrih, dan menegur tanpa amarah."

Kau usap airmatamu di tubuhku.

Curup, 16.02.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline