Aku terpaku mendengar ceritamu. Tentang kepak sayap kupu-kupu berwarna biru. Namun, kau tak tahu. Saat itu, aku hanya ingin menatapmu.
"Indah!" Ujarmu.
Kau mungkin mengira aku sedang merayu. Sesungguhnya, bagiku kaulah keindahan itu. Namun, kusimpan kalimat itu di bilik bisu. Saat gerimis menghentikan ceritamu. Tentang kupu-kupu.
"Kenapa cuaca berubah?" Tanyamu.
Matamu menembus sisa gerimis yang berganti butiran hujan. Andai kau tahu. Tanpa perubahan, tak akan pernah ada kupu-kupu.
"Aku kehilangan kupu-kupu." Bisikmu.
Wajahmu menatap langit. Namun, kau terlatih mereguk rasa pahit. Kau tak pernah tahu. Yang datang meninggalkan rindu. Yang pergi menjejakkan pilu.
Seperti ibumu.
Curup, 07.02.2021
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H