Curup, 01 Februari 2021
Untuk: Apang Paranggi
"Selamat tinggal hanya untuk mereka yang mencintai dengan mata. Bagi mereka yang mencintai dengan hati dan jiwa tidak ada yang namanya perpisahan."
Kau mengingat kalimat itu?
Tak hanya maknanya. Tapi, aku tak bisa melupakan caramu mengungkapkan kalimat itu. Tatapan dan seyumanmu tersamar oleh sinyal yang begitu mengganggu. Di malam tahun baru.
"Selamat tahun baru, Bang! Selalu sehat, ya?"
Baru lima belas menit, beranjak dari pukul sepuluh. Malam itu, aku kembali menerima pesanmu.
Aih, dua tahun aku mengenalmu. Aku masih saja belum terbiasa dengan perbedaan waktu. Hanya dua jam. Namun, mampu merusak ingatanku tentang dimensi ruang juga waktu
"Abang tahun baru di pantai, kah?"
Itu caramu, menyembunyikan beban hati karena pandemi. Menanam sayuran dan menjadi pengojek, pilhanmu melupakan korona. Linimasa semua media sosial milikmu, tak lagi dipenuhi foto-foto eksotis kampung halamanmu. Mamuju.
"Bule tak berani datang, Bang! Pandemi bikin asap dapurku tak bisa ngebul!"