Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Pola Pikir Nganan, Ngiri, dan Nganu Itu Membantu atau Membatu?

Diperbarui: 28 Januari 2021   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi kacau pikir (sumber gambar: pixabay.com)

"Kenapa dia begitu?"

"Mungkin ngiri, Bang!"

"Lah? Kenapa gak nganan aja?"

"Ga tahu! Makanya aku jadi nganu?"

Acapkali tanpa disadari, sejak kecil, kita diarahkan untuk menduakan sesuatu. Namun, ketika jelang dewasa, malah ngamuk-ngamuk diduakan. Ahaaay...

Misalnya? Siang-malam, pahit-manis, langit-bumi, depan-belakang atau maju-mundur yang terkadang tak cantik.

Kita terbiasa dihadapkan dengan pilihan-pilihan itu, akhirnya isi kepala malah mengabaikan pilihan-pilihan lain.

Ilustrasi terjebak di antara dua pilihan (sumber gambar: pixabay.com)

Lahirnya Republik Galau dan Kerajaan Gabut

Kita gagap membedakan atau sering kali gugup menyebutkan antara warna hijau atau biru. Akan muncul perdebatan tak perlu saat menentukan merah muda, merah jambu atau pink? Hijau muda, hijau toska atau hijau pupus? Jingga atau orens (bukan orange)?

Padahal mengerti dan tahu perbedaan warna-warna itu! Namun, ketika dihadapkan dengan kondisi memilih suatu pilihan, Republik Galau dan Kerajaan Gabut tetiba menyerang isi kepala dan logika!

Kenapa bisa? Secara kiramologi, benak kita terlatih pada dua pilihan yang "dianggap" mudah. Seperti warna hitam atau warna putih. Paling jauh, hadir pilihan ketiga semisal warna abu-abu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline