Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Sepeda Tua dan Sepasang Kaki

Diperbarui: 1 Januari 2021   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sepeda tua (sumber ganbar : pixabay.com)

Sebuah sepeda tua tergesa mengejar senja. Roda depan mendengus geram, roda belakang menggerutu tak pernah diam. Menatap matahari yang nyaris tenggelam. Sepeda tua melaju dalam bungkam.

Sepasang kaki letih menemani seorang lelaki tua. Bertutur cerita yang terus berulang, berujar berita yang telah usang, juga berucap tentang derita yang tak kunjung hilang.

Kau mau kembali? Aku butuh sepeda!

Sebuah sepeda tua tersesat mengejar senja. Kelam terlalu cepat berkuasa. Roda depan meringis putus asa, roda belakang menangis pernuh rasa. Tanpa suara, kembali mengeja langkah bermula.

Sepasang kaki melangkah gontai. Menapaki jalan panjang yang tak pernah usai. Menemani lelaki tua menjemput asa. Menemukan sepeda tua yang tertinggal di bilik lupa.

Ke mana kucari?

Di pemakaman sepi. Langit mengantar berita kepada pagi. Sebuah cerita perjuangan usang, dan derita kehilangan berulang. Tentang sepeda tua dan lelaki tua.

"Akhirnya mereka bertemu, Bu?"
"Bukan! Itu titik persinggahan, Nak!"

Curup, 01.01.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline