Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Langit adalah Muara

Diperbarui: 30 Desember 2020   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illutrasi Dermaga (sumber gambar : pixabay.com)

Selamat ulang tahun, Nak!

Perjalanan hanya butiran debu. Di antara percik-percik keinginan yang membisu. Mendekam diam, patuh pada prosesi matahari. Memendam ruam, teguh menjaga matahati. Tak terganti.

Waktu adalah persinggahan. Menapaki jejak perjalanan. Di antara deretan titik-titik yang terus lahir. Hingga dinyatakan berakhir. Tanpa pemberitahuan. Tanpa pertemuan. Tak terhenti.

Langit adalah muara!

Bila awan letih mengurung mendung, Biarkan butiran hujan berjatuhan. Walau tanpa aba-aba dan tanpa ada perjanjian. Biarlah bertarung membasahi kegersangan jiwa, berjuang membasuh sisa-sisa airmata.

Jika matahari lenyap dan sembunyi, senja akan menjagamu. Saat rembulan lelap dan sunyi, nantikan embun yang akan menggugahmu. Padamu tertuju asa dan doa. Untuk pinta tanpa kata.

Penantian adalah penaklukan sepi. Bukan lagi janji. Bukan untuk bukti. Tapi bakti.

Curup, 30.12.2020
Zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline