Aku berbincang kepada senja. Tentang kepala-kepala yang tergantung di jendela. Senja tertawa, hanya menyebut satu kata, lupa!
Aku berjalan bersama malam pada ruang yang kelam. Bercerita tentang kepala-kepala yang terpendam. Malam memilih diam, kemudian berbisik pelan, hitam!
Sesaat embun pagi mengajakku duduk. Berkisah tentang kepala-kepala yang tertunduk. Sambil menahan kantuk, embun memberi isyarat dua jari telunjuk seperti tanduk.
Mataku perih pada serbuan cahaya matahari. Tergesa, kutanyakan tentang kepala-kepala yang berlari. Matahari meraung dan melolong, riuh seperti tong kosong.
Kakiku mulai letih berjalan. Tubuhku menagih lelah di etalase toko pakaian. Banyak cermin di sana. Akupun berada di dalamnya.
Tanpa kepala.
Curup, 21.12.2020
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H