Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Kepala-kepala yang Berlari

Diperbarui: 21 Desember 2020   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kepala (sumber gambar: pixabay.com)

Aku berbincang kepada senja. Tentang kepala-kepala yang tergantung di jendela. Senja tertawa, hanya menyebut satu kata, lupa!

Aku berjalan bersama malam pada ruang yang kelam. Bercerita tentang kepala-kepala yang terpendam. Malam memilih diam, kemudian berbisik pelan, hitam!

Sesaat embun pagi mengajakku duduk. Berkisah tentang kepala-kepala yang tertunduk. Sambil menahan kantuk, embun memberi isyarat dua jari telunjuk seperti tanduk.

Mataku perih pada serbuan cahaya matahari. Tergesa, kutanyakan tentang kepala-kepala yang berlari. Matahari meraung dan melolong, riuh seperti tong kosong.

Kakiku mulai letih berjalan. Tubuhku menagih lelah di etalase toko pakaian. Banyak cermin di sana. Akupun berada di dalamnya.

Tanpa kepala.

Curup, 21.12.2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline