Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Terpenjara Angan

Diperbarui: 22 November 2020   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Perempuan dan Hujan (sumber: pixabay.com)

Mari bercerita tentang langit!

Ada kalanya, berwarna biru yang berhiaskan gumpalan putih awan. Tapi bukan kapas! Karena tak pernah mampu digenggam. Terkadang menghitam, usai mengajak sekawanan mendung dari puncak-puncak gunung. Hingga tak kuasa bertahan melepaskan bulir-bulir hujan.

Mari berbincang tentang hujan!

Terkadang, hujan adalah waktu yang tepat mengingat payung sebagai pelindung. Hingga terlupa bahwa alam sedang menyajikan senandung. Tentang kerelaan berjatuhan tanpa perjanjian, tanpa paksaan dan tanpa butir-butir penyesalan.

Mari berbisik tentang penyesalan!

Mungkin saja, penyesalan adalah pengakuan diri. Tak berdaya dan tak berguna menaklukkan mimpi. Kalah pada keterbatasan, pasrah melupakan titik-titik  perjalanan sunyi terjebak seribu satu keinginan.

Tak usah berkisah tentang keinginan!

Jika hanya terpenjara dalam angan.

Curup, 21.11.2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline