Hari Pertama.
Aku masih mengenal senyummu. Dari orang yang berbeda. Angka yang berbeda. Waktu yang berbeda. Mungkin melewati puluhan cahaya purnama. Jika saja kau tak lupa.
"Tempel banyak-banyak!" Terdengar satu teriakan. Memacu tangan-tangan bergerak cekatan.
Hari Kedua.
Akupun mengingat satu senyuman di samping senyummu. Orang yang sama. Angka yang sama. Tujuan yang sama. Tapi, pada waktu yang berbeda. Hingga kau memilih tak lagi bersama.
"Mereka tukar pasangan?" Terlontar satu pertanyaan hampa jawaban.
Pada hari ketiga.
Tangan mungil anak jalanan membawa pergi namamu. Jemari usil gelandangan meraih matamu. Bersisa angka, kepala, hidung dan senyummu.
Siang tadi, di tengah terik mentari. Satu baliho besar berkuasa, meneduhkan kita bersama. Di bawah panji bendera dwiwarna, tertulis aksara ukuran raksasa, "SUKSESKAN PILKADA!"
Sebelum lupa, aku ingin bertanya. Kau siapa?
Curup, 01. 09.2020
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H