Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Satu yang Tersisa

Diperbarui: 13 Agustus 2020   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Untuk Mbakku: Leya Cattleya

Biarlah ia menelusuri tepian janji. Meniti sisa perjalanan sunyi. Menempuh titik persinggahan abadi. Menanti.

Biarkan air mata membasuh genangan kenangan. Mengulang jejak-jejak langkah keinginan. Dipaksa berhenti, dan tak akan pernah terganti.

Biarkan ingatan memandu rindu. Membasahi bilik-bilik persembunyian tunggu. Di antara seribu satu luka, ada suka. Di antara seribu satu duka, ada tawa.

Biarlah cinta membalut serpihan asa yang tertunda. Membaluri butiran rasa tak terhingga. Menyemai ingin dan angan. Bersama adalah impian.

Hanya doa. Satu-satunya cara yang tersisa.

Atas nama cinta. Juga air mata.

Curup, 13.08.2020
zaldychan
Teriring doa. Bunda pasti bangga pada Mbak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline