Sejak diumumkan oleh pemerintah pada 2 Maret 2020, terdapat dua kasus pasien positif Covid-19. Dalam rentang waktu 4 bulan, penambahan kasus menjadi sebanyak 54.010. Jumlah pasien sembuh 22.936 orang, yang meninggal 2.754. Tersebar di 34 propinsi dan 448 kabupaten/kota di Indonesia. (1).
Pandemi corona ini, tak lagi sekedar "mengganggu" sendi-sendi kehidupan. Namun telah menjadi "medan perang". Ketidaksiapan manajemen krisis dan resiko dari pengambil kebijakan, tuntutan perubahan perilaku drastis kepada masyarakat, menjadi lengkap dengan keraguan pada akurasi data juga berita.
Dua besar yang acapkali digaungkan adalah sektor kesehatan yang diharapkan menjadi garda terdepan melawan pandemi, serta sektor ekonomi. Adaptasi serta terobosan berbagai kebijakan telah dilakukan. Namun tak sesuai harapan bahkan cenderung melahirkan konflik.
Akhirnya, memancing kegusaran Presiden Jokowi, sidang kabinet di Istana Negara (2). Dalam tayangan video akun Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi menyoroti kinerja menteri yang dinilai tidak memiliki sense of crisis serta lambatnya daya serap anggaran untuk kementerian. Hal ini, tentu saja akan mengganggu stabilitas sistem keuangan negara, kan?
Kukira, tak sesiapapun pernah membayangkan akan terjebak dalam situasi ini. Namun adu telunjuk dan keluh kesah, tak akan menjadi jalan keluar dari masalah, tah? Terus pertanyaannya, apa yang mungkin bisa dilakukan untuk melalui kondisi ini?
Filosofi Rangkiang, Tradisi Menghadapi Krisis
Dengan luas wilayah serta keberagaman budaya, Bangsa Indonesia, memiliki banyak tradisi yang menjadi kearifan lokal. Salah satunya adalah keberadaan Rangkiang di Sumatera Barat. Filosofinya, mungkin bisa menjadi kajian dan membantu setiap orang melewati krisis ini.
Rangkiang adalah sebutan lain lumbung yang kegunaannya untuk menyimpan hasil panen bagi anggota kaum (bagian terkecil kumpulan keluarga berdasarkan garis ibu). Berbentuk rumah kecil di sebelah Rumah Gadang.(3)
Simpanan itu digunakan untuk berbagai keperluan anggota kaum, termasuk sebagai persiapan menghadapi krisis akibat faktor alam atau faktor orang, termasuk seperti pandemi ini. Rangkiang memiliki nama, bentuk serta fungsi berbeda. Aku tulis, ya?
Pertama. Rangkiang Sitinjau Lauik.
Bentuknya kecil dengan atap bagonjong (lancip), ditopang 4 tiang penyangga. Hasil panen yang ada di sini, peruntukannya digunakan untuk membeli barang atau alat rumah tangga yang tidak dapat dibuat sendiri.