Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Menjadi Pelanduk di antara "Jebakan" Tahu dan Tidak Tahu

Diperbarui: 13 Juni 2020   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi lelaki dan peta konsep. (sumber gambar : pixabay.com)

"Terkadang, ketidaktahuan itu menyelamatkan!"

Aku mengingat kalimat ini, usai membaca artikel Kisah-Kisah Abu Nawas yang Masih Relevan hingga Sekarang, tayang di Kompasiana (12/06/2020) yang ditulis oleh Mas Usman Didi Khamdani.

Tak bermaksud mengulas artikel itu, aku jadi mengingat pada sosok Abu Nawas. Dari banyak kisah, sosk jenaka ini, acapkali lolos dari lobang jarum pada urusan "tahu dan tidak tahu."

Ada kalanya. "Ketidaktahuan" itu dipilih sebagai zona aman untuk selamat. Baik untuk keselamatan diri sendiri atau menyelamatkan orang lain.

"Tidak Tahu" Acapkali menjadi Senjata

Jawaban "tidak tahu" seringkali dipilih dan  dijadikan sebagai senjata. Semisal, jawaban segerombolan anak kecil yang bermain bola, hingga mengakibatkan pecahnya kaca jendela tetangga.

"Siapa yang pecahkan kaca jendela?"

"Gak tahu!"

"Kan, kalian yang bermain? Siapa yang terakhir nendang bolanya?"

"Gak tahu!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline