Kau bilang ingin memaku airmata.
Ketika kabut pagi berdamai dengan cahaya mentari. Menaungi bulir embun yang terdampar di kelopak melati.
Hingga kita mengikat makna asa, tinggalkan seribu satu cerita. Dan mengurai serpihan luka pada prasasti lupa. Bersama.
Kau bilang akan memaku senja.
Ketika desau angin gagap meranjau airnata. Pun debur ombak berkali membenamkan kata-kata.
Namun kita terlanjur berjarak di antara ruang-ruang sunyi hati. Tak beranjak menyatukan belahan janji yang melerai paksa mimpi.
Tak usai laju waktuku menyemai sembilu, melarungkan rasa pada jejak-jejak bisu.
Kau di mana?
Curup, 06.06.2020
Zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H