Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Harapan Ramadan? Belajar dari Hari Kemarin, Jalani Hari Ini, dan Siapkan Diri buat Hari Esok!

Diperbarui: 27 April 2020   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. Suasana kebersamaan jelang berbuka puasa. salah satu yang menjadi pembeda ramadan tahun ini. (sumer gambar : pixabay.com)

Tak seorang pun pernah membayangkan, akan menemui suasana Ramadan seperti tahun ini. ketika wabah covid-19 menjadi pembeda. Dan meluluhlantakkan pengalaman dan kenangan indah ramadan tahun-tahun yang pernah berlalu.

Tanyakan saja kepada sanak saudara atau tetangga yang tahun kemarin menderita sakit, ibu yang hamil atau baru saja melahirkan. Dalam tuntunan agama, mereka adalah golongan yang boleh mengganti dengan hari lain atau membayar fidiyah.

Sila tanya juga kepada perempuan mengganti puasa Ramadan karena istihadah (haid) atau orang-orang yang musti bolong puasana karena haris melakukan perjalanan jauh, hingga tak berpuasa.

Walau menjalankan cara puasa yang persis sama dengan durasi waktu yang sama. Jawabannya juga akan sama, suasananya pasti berbeda!

Biasanya, menjelang Ramadan adalah saat-saat yang penuh dengan beragam harap. Namun kali ini, harapan itu nyaris seragam. Agar Pandemi corona segera berakhir. Kukira, saat ini, tak lagi ada harapan terbesar selain itu, kan?

illustrasi. Romadan tak hanya dimaknai sebagai bulan ibadah dan penuh rahmat ampunan. namun juga waktu buat rerfelksi dan evaluasi serta resolusi diri (sumber gambar :pixabay.com)

Nah, terus apa harapan pribadiku? Aku sepakat pada satu ujaran yang pernah kubaca. Tak terlalu ingat detailnya, namun aku tulis saja seingatku, ya?

“Harapan adalah berkah spiritual yang luar biasa dari Tuhan, ang diberikan kepada kita untuk mengontrol rasa takut. Bukan untuk mengusir rasa takut itu.”

Berpijak dari itu, kutuliskan harapan-harapan pribadiku dalam Ramadan kali ini.

Pertama. Belajar tentang hari kemarin

Tak hanya kalender masehi dengan pergantian tahun. Bagi sebagian orang, Ramadan adalah ajang refleksi, evaluasi dan resolusi diri. Tanpa disadarai, bulan Ramadan menjadi pintu gerbang, kembalinya rute perjalanan tahun sebelumnya, mungkin dengan beberapa pertanyaan sederhana.

Berapa hari kita batal puasa? Apa kejadian yang paling seru atau paling menyedihkan? Jika tahun lalu bisa mudik, bagaimana dengan lebaran kali ini? berapa banyak anggota keluarga atau tetangga yang telah lebih dahulu pergi, dan tahun ini tak akan bertemu lagi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline