Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Memaku Makna pada Lembaran Lupa

Diperbarui: 8 Februari 2020   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Bahagia untukmu!

Aku bisa saja bercerita tentang duaribu seratus tigapuluh tujuh kali perjalanan matahari. Juga tentang jejak legam rembulan yang menemani kelam dalam sunyi.

Atau,
Aku berkisah tentang butiran embun yang acapkali menyapa kabut pagi. Menyemai bening harap yang tersendat dan tak kunjung berwujud mimpi.

Atau,
Aku berbincang dengan hati. Tentang buah cinta yang tak lelah menyapih nyeri. Menyimpan kisi-kisi jeri di pelepah bisu sanubari. Bertahan menengadah wajah menanti titik yang tak pasti.

Atau,
Kubiarkan satu-persatu aksara memaku makna pada lembaran-lembaran lupa. Meracik hampa yang membalut pecahan-pecahan luka. Hingga rasa terpenjara kata-kata.

Mungkin nanti!
Ketika janji mengeja titik akhir persinggahan fana. Kembali menguji titik awal penantian asa. Akan tersibak tabir rahasia. Tentang kau, aku dan mereka.

Hari ini, aku masih lelakimu.
Biarlah kureguk bayang-bayang dulu. Tentang rindu. Dan tentangmu.

Curup, 06.02.2020
zaldychan
#nik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline