Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Seberapa Serius Pengaruh Orangtua yang Memiliki "Inner Child" terhadap Pola Asuh Anak?

Diperbarui: 27 Januari 2020   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrati inner child (Sumber: www.flickr.com)

"Seru, Bang!"

"Asyik! Bisa lebih akrab."

"Senang! Padahal game-nya, permainan anak-anak!"

"Itu, karena masa kecil kita, gak bahagia!"

Hari sabtu lalu (18/01/2020), tim outbond-ku diajak mengisi acara family ghatering, oleh salah satu Kantor Dinas di Kabupaten Rejang Lebong. Kegiatan itu dilaksanakan satu hari penuh, diisi dengan ragam ice breaking dan aneka permainan.

Ragam komentar di atas, hadir saat kuminta peserta melontarkan refleksi perwakilan peserta usai kegiatan. Dan, celetukan terakhir disambut tawa ratusan orang. Namun, mayoritas mengangguk menyetujui.

Gadis kecilku, yang kuajak pada kegiatan tersebut. Berbisik pelan ke telingaku saat istirahat siang. "Seperti anak kecil, Yah! Padahal sudah tua semua!"

Aih, Anakku belum mengerti. Bahwa pada momen itu. Setiap peserta merasa diri mereka lepas dari jeratan rutinitas di kantor yang bikin jenuh. Atau sesaat bisa melupakan permasalahan yang ada di rumah. Sehingga menjadi pribadi bebas.

Ketika merasa menjadi pribadi yang bebas. Pelan-pelan akan kembali lahir kenangan atau angan yang dulu tertunda. Termasuk keinginan mengalami lagi pengalaman dan angan semasa kecil, yang tak mungkin dilakukan di tempat kerja.

Apalagi jika situasi dan kondisi mendukung. Maka kredo yang jamak terdengar, akan berlaku. Bahwa jika sekumpulan orang dewasa berkumpul, maka mereka berubah menjadi sekumpulan anak kecil. Pernah alami itu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline