Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Lelaki Tua dan Lagu Lama

Diperbarui: 9 Januari 2020   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Lelaki tua itu bersandar di patahan tiang dermaga. Memandang kerlip bayangan lampu di perahu, yang perlahan menjauh. Seakan mengajak lipatan-lipatan kenangan yang telah jenuh.

"Di sana, tempat lahir beta. Dibuai dibesarkan Bunda. Tempat..."

Deru angin mengusir irama lama, pada getaran suara yang ikut menua. Tertatih meraih satu-persatu kata di ujung senja. Berharap mata tak lagi menyapu riak samudera, tapi pangkuan hangat legenda. Bunda.

Lelaki tua terjatuh, tubuh tertekuk hingga lekuk kaki bersimpuh. Menatap langit jingga yang berpendar oleh bulir airmata. Nun jauh di antara sisa cahaya. Tersimpan ingatan purba, tentang bangkai gubuk tua.

"Tempat berlindung di hari tua. Sampai akhir..."

Angin senja menebar berita duka. Lagu lama yang tak pernah usai. Lelaki tua menutup usia.

Curup, 09.01.2020
zaldychan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline