Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Mengukir Rindu di Pelepah Tunggu

Diperbarui: 16 Desember 2019   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Jauh sebelum aku mengarsir satu persatu aksara namamu di pagu waktu.

Sebelum kirana kabut pagi melahirkan bening butiran embun, dan berkali menyelamatkan oase mimpi dari rajahan bias cahaya paling lanun.

Sebelum terik mentari tengah hari menguji jejak-jejak perjalanan janji. Membujuk keteduhan hati melindungi arah diri, dari pertikaian jera yang menyisakan pecahan jeri.

Aku mengukir rindu di pelepah tunggu.

Telah kutanam di kepala dengan segenap rasa. Menyiramnya tanpa batas tak nyata, dan menyiangnya tak peduli balas bermuara ada. Kujaga rindu. Untukmu.

Kepada ribuan senja yang tak lelah membujuk resah memaknai wujud rela. Aku masih menyimpan rindu. Tanpamu.

Curup, 16.12.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline