Jauh sebelum aku mengarsir satu persatu aksara namamu di pagu waktu.
Sebelum kirana kabut pagi melahirkan bening butiran embun, dan berkali menyelamatkan oase mimpi dari rajahan bias cahaya paling lanun.
Sebelum terik mentari tengah hari menguji jejak-jejak perjalanan janji. Membujuk keteduhan hati melindungi arah diri, dari pertikaian jera yang menyisakan pecahan jeri.
Aku mengukir rindu di pelepah tunggu.
Telah kutanam di kepala dengan segenap rasa. Menyiramnya tanpa batas tak nyata, dan menyiangnya tak peduli balas bermuara ada. Kujaga rindu. Untukmu.
Kepada ribuan senja yang tak lelah membujuk resah memaknai wujud rela. Aku masih menyimpan rindu. Tanpamu.
Curup, 16.12.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H