Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Hingga Kau Terlupa Sisa Usia

Diperbarui: 15 Desember 2019   18:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Aku menyaksikan seberkas sinar di wajahmu. Saat berbincang tentang kedamaian yang disembunyikan lautan. Seakan aku bicara pada peredam suara, karena anganmu telah berendam di palung samudera.

Aku melihat selarik binar di matamu, saat berbincang tentang ketenangan yang dijanjikan puncak gunung. Seakan aku bicara pada patung, karena inginmu telah menjauh pergi berkunjung di titik tak berujung.

Nanti atau entah kapan, kau akan berbincang tentang beberapa petualangan. Ketika kita singgah pada beberapa tangkai rindu, dua helai daun cemburu, atau satu kelopak pilu. Hingga langkah kaki gagu mengiringi tuntunan pada sebuah keputusan ragu.

Mungkin nanti, atau entah kapan. Kau akan mengerti tentang indahnya perjumpaan, makna kepergian, dan arti kehilangan. Dan terburu membangun keabadian penjara rasa, agar bertahan dari serbuan serbuk-serbuk kecemasan asa.

Tak usah bertanya! Agar bayangan angan tak membebani cara, atau kau kembali terjebak di bilik jera. Tentang cinta atau terluka.

Aku ingin mengikat makna bersama. Hingga kau terlupa sisa usia.

Curup, 15.12. 2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline