Kepada seekor gagak hitam di puncak menara. Sang Pengembara berteriak dengan suara bergema, "kebebasan!"
Ketika itu orang-orang bisu ditindas, awan hitam membeku pasrah. Saat itu orang-orang pilu dilindas, langit kelam pun memaku salah.
Tak lagi ada nyanyian hati, membingkai irama-irama pelembut jiwa. Tak lagi ada goresan hati, merangkai aksara-aksara pengikat rasa.
Di puncak menara. Sang Pengembara berbisik kepada angin utara, "dimana kebebasan?"
Kepak sayap bayangan hitam berkelebat membelah cakrawala. Menebar berita luka sebagai cerita duka. Melewati lahan-lahan tandus tanpa belukar. Melintasi hutan-hutan hangus yang terbakar.
Gagak hitam menemui amuk gelombang samudera, memberi kabar suka cita.
Kebebasan telah mati. Sang Pengembara ditemukan mati. Diperbudak mimpi.
Curup, 15.11.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H