Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Setangkai Seruni dan Seekor Kupu-Kupu Bersayap Biru

Diperbarui: 6 November 2019   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Di manik matamu. Aku melihat seekor kupu-kupu bersayap biru. Tak henti mengitari kelopak bunga seruni, dan perlahan hinggap menghisap putik sari. Asyik dengan dunianya sendiri, bermandikan cahaya matahari.

Sedangkan duniaku, terpenjara di hatimu.

Andai desiran sepoi angin mampu berbisik ke telingamu. Kuingin menjadi seekor kupu-kupu. Mengajak bentangan semesta sunyi, sebagai pelaminan nan asri. Membujuk angin sebagai saksi perjanjian suci, antara kupu-kupu bersayap biru dan setangkai seruni.

Tak perlu kuukir sejarah panjang perjuangan keindahan sayap seekor kupu-kupu. Pun, tak perlu kuujarkan perihnya perjuangan menemukan dan memilikimu.

Di manik mataku. Kau temukan patahan ranting kayu, yang beku membatu. Lelah melindungi tetesan embun pagi, bertahan dari sengatan terik matahari.

Curup, 06.11.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline